Jumat, 01 Juni 2012

PTK METODE GRAMATIKA TERJEMAH


LAPORAN AKHIR

Penerapan Metode Gramatika Terjemah untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami kosakata Bahasa Arab pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di MTsN Tembilahan


Mata Kuliah      : Penelitian Tindakan Kelas
Dosen Pengampu   : Herawati, S.Pd., M.Pd.




DI SUSUN OLEH :
FITRA SARI
NIM. 1209.09.05619
 S1 PAI
Semester VI ( D / AL-KINDY)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN

TAHUN AKADEMIK  2011/2012

BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang kompleks dan tidak habis-habisnya untuk di cari solusinya. Masalah pendidikan menurut Malik Fajar, adalah masalah yang tidak pernah tuntas untuk dibicarakan, karena itu menyangkut persoalan manusia dalam rangka memberi makna dan arah normal kepada eksistensi fitrinya.[1]
Salah satu faktor tersebut diantaranya adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikannya materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru.[2]
Out put dari lembaga pendidikan yang masih tergolong rendah saat ini salah satunya adalah akibat dari kurangnya motivasi siswa untuk belajar yang dikarenakan kurang efektifnya metode pembelajaran yang digunakan. Adapun salah satu usaha untuk menciptakan kondisi yang efektif dan kondusif adalah dengan adanya kreativitas dari guru dalam memilih dan menentukan suatu metode pembelajaran.
Tidaklah berlebihan jika ada sebuah ungkapan “aththariqah ahammu minal maddah”, bahwa metode jauh lebih penting disbanding materi, karena sebaik apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak.. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan.[3]
Adapun upaya untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam hal memahami kosakata Bahasa Arab serta tercapainya kualitas pembelajaran yang lebih baik dari siswa, maka perlu diupayakan pengembangan metode pembelajaran dengan memperhatikan tingkat keaktifan dan kreativitas siswa. Dalam mata pelajaran Bahasa Arab, selain menjadikan lebih menarik, perlu juga diperhatikan beberapa aspek seperti bagaimana metode yang digunakan dapat menjadikan siswa lebih aktif, kreatif dan efisien dalam kegiatan pembelajaran lebih baik.
Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, yaitu peserta didik, guru (pendidik), tujuan pembelajaran, strategi, metode mengajar, dan media. Selain itu, peranan seorang pendidik/pengajar juga tidak kalah penting, yaitu bagaimana seorang pengajar bisa mengembangkan potensi kegiatan pengajarannya dan potensi siswanya, dalam rangka mentransfer ilmu pengetahuan, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Dalam  proses belajar mengajar, tentulah harus menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan kondisi yang ada, agar tercipta suatu lingkungan belajar (class orcestra) yang efektif dan efisien, yang membuat peserta didik menjadi senang melakukannya.
Bahasa Arab adalah sebuah bahasa semitif yang muncul dari daerah yang sekarang termasuk wilayah Arab Saudi, yang dipelajari tidak hanya oleh penduduk di wilayah Arab Saudi saja, tapi juga di wilayah negara lainnya. Karena bahasa Arab merupakan bahasa agama yang digunakan lebih dari satu miliar umat muslim di seluruh dunia, yang selalu diucapkan dalam setiap ibadah sehari-hari.
Menurut Direktur pendidikan tinggi islam, Departemen Agama, Prof Dr Machasin, di Medan, Selasa (13/10), mengatakan, bahasa Arab mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan Muslim di berbagai belahan dunia.
Bahasa ini juga merupakan bahasa hukum islam yang mendominasi kehidupan semua muslim dan digunakan sebagai bahasa kebudayaan islam yang dipakai sebagai bahasa pengajaran dan kesusastraan, pemikiran dibidang sejarah, etika hukum dan fiqih serta kajian kitab dan diajarkan di ribuan sekolah di luar dunia Arab.
Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia islam, bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutama dalam sains, matematika dan filsafah, yang menyebabkan banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kosakata dari bahasa Arab.
Karena itu dapat dikatakan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang unik dan sangat menarik untuk dipelajari dilihat dari segi penulisan, tata bahasa, dialek, juga penuh manfaat jika berhubungan dengan agama islam, seperti yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (2008), bahwa bahasa Arab memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan, akhlak, agama. Karena jika seseorang tidak berminat atau sama sekali tidak ingin mempelajari bahasa Arab tentu akan menjadi orang yang bodoh dalam keagamaannya.
Pada mata pelajaran Bahasa Arab di MTsN Tembilahan banyak terdapat asumsi dari siswa bahwa belajar Bahasa Arab itu sulit, banyaknya kosa kata Bahasa Arab yang minim dikuasai siswa. Apalagi untuk membaca kitab-kitab yang bernuansa Arab seperti halnya kita kuning, bisa dikatakan bahwa siswa MTsN tidak bisa membaca apalagi untuk menterjemahkannya. Padahal kitab-kitab yang bernuansa Arab merupakan kitab pegangan untuk bisa memahami Islam secara Komperehensif. Oleh sebab itu, guru Bahasa Arab mempunyai tanggung jawab yang besar untuk memberikan kemampuan kepada siswa untuk bisa memahami kosa kata Bahasa Arab, agar bisa menguasai ilmu-ilmu agama Islam secara komperehensif. Hal ini salah satunya adalah dengan menggunakan metode yang tepat.
Sebelum lebih jauh membicarakan lebih jauh tentang metode pengajaran Bahasa Arab, maka pada bagian ini akan dijelaskan terlebih dahulu tentang pengertian dari metode itu sendiri. Metode secara bahasa berarti cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud, atau cara mengajar dan lain sebagainya.[4] M. Athiyah al-Abrasyi mengartikan metode sebagai jalan yang dilalui untuk memperoleh pemahaman pada peserta didik. Metode diperlukan untuk mengatur pembelajaran dari persiapan sampai evaluasi. Metode pendidikan Islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakekat Islam sebagai supra sistem.[5]
Mengenai hubungan dengan pelajaran Bahasa Arab adalah bagaimana cara seorang guru dalam mengajarkan materi-materi pelajaran Bahasa Arab kepada siswa dengan menggunakan metode yang efektif untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Metode dalam pembelajaran Bahasa itu banyak sekali. Diantara beberapa metode tersebut, salah satu diantaranya adalah Gramatika Terjemah.
Metode ini sudah dikenal sejak abad 15 pada saat kebangkitan Eropa. Akan tetapi, metode ini baru dikenal pada abad 19, ketika metode ini digunakan secara luas di Eropa. Metode ini banyak digunakan untuk pengajaran Bahasa Arab, baik di Negeri Arab maupun di negeri Islam lainnya termasuk Indonesia, sampai akhir abad ke-19.[6]
Metode ini didorong untuk menghafal teks-teks klasik berbahasa asing dan terjemahannya dalam bahasa pelajar, terutama teks-teks yang bernilai sastra tinggi, walaupun dalam teks itu seringkali terdapat struktur kalimat yang rumit dan kosa kata ungkapan yang sudah tidak terpakai.[7]
Pokok permasalahan melalui pengamatan awal penulis yang terjadi dilapangan, bahwa setelah proses pembelajaran berlangsung, guru tidak lagi menggunakan metode gramatika terjemah ini, karena berasumsi bahwa metode ini ketinggalan zaman, para siswa hanya diajarkan tentang cara berkomunikasi dengan bahasa arab, akan tetapi juga tidak dapat berkomunikasi dengan baik, kemudian siswa untuk membaca teks buku berbahasa arab tidak bisa apalagi untuk menterjemahkannya, hal ini karena kurangnya pemahaman terhadap gramatika dan kurangnya penguasaan kosa kata bahasa arab.
Sehubungan dengan permasalahan yang tersebut di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Penerapan Metode Gramatika Terjemah untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami kosakata Bahasa Arab pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di MTsN Tembilahan”.

B.  Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka peneliti  mengidentifikasi masalah ini sebagai berikut:
1.  Guru tidak lagi menggunakan metode gramatika terjemah ini, karena berasumsi bahwa metode ini ketinggalan zaman
2.  Para siswa hanya diajarkan tentang cara berkomunikasi dengan bahasa arab, akan tetapi juga tidak dapat berkomunikasi dengan baik.
3.  Siswa tidak mampu untuk membaca teks buku berbahasa arab apalagi untuk menterjemahkannya.
4.  Kurangnya pemahaman siswa terhadap gramatika dan kurangnya penguasaan kosa kata bahasa arab.

C.  Rumusan Masalah
Berdasarkan dari identifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut Apakah Penerapan Metode Gramatika Terjemah dapat Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami kosakata Bahasa Arab pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di MTsN Tembilahan?”

D.  Tujuan Penelitian
Secara garis besar pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui Penerapan Metode Gramatika Terjemah dapat Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami kosakata Bahasa Arab pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di MTsN Tembilahan.
2. Meningkatkan kemampuan siswa memahami kosa kata Bahasa Arab dengan menerapkan metode gramatika terjemah pada mata pelajaran Bahasa Arab di MTsN Tembilahan.

E.  Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, dapat penulsi gambarkan sebagai berikut::
1.  Bagi sekolah, diharapkan dengan adanya penelitian tindakan kelas ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi pihak sekolah dan upaya sosialisasi dalam perlunya menerapkan metode gramatika sebagai metode yang efektif untuk meingkatkan kemampuan siswa memahami kosa kata pada pelajaran Bahasa Arab di MTsN Tembilahan.
2.  Bagi siswa, dengan adanya penelitian tindakan kelas ini dapat membantu permasalahan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan adanya tindakan baru dari guru dalam bentuk penerapan metode gramatika terjemah, akan memungkinkan siswa meningkatkan kemampuan memahami kosa kata Bahasa Arab terhadap materi pelajaran Bahasa Arab di MTsN Tembilahan.
3.  Bagi guru, dengan adanya penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan pengalaman, masukan dan pengetahuan tentang penggunaan metode gramtika terjemah agar bisa diterapkan dalam proses pembelajaran bahasa arab sebagai metode yang efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami kosa kata bahasa arab.

BAB II
KAJIAN TEORI


A.  Pengertian Metode Gramatika Terjemah
Metode ini sudah dikenal sejak abad 15 pada saat kebangkitan Eropa. Akan tetapi, metode ini baru dikenal pada abad 19, ketika metode ini digunakan secara luas di Eropa. Metode ini banyak digunakan untuk pengajaran Bahasa Arab, baik di Negeri Arab maupun di negeri Islam lainnya termasuk Indonesia, sampai akhir abad ke-19.[8]
Metode gramatika disebut juga metode tata bahasa. Metode tata bahasa yaitu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan menghafal aturan-aturan atau kaidah-kaidah tata bahasa arab yang mencakup nahwu sharaf. Metode ini juga sering disebut dengan metode tradisional. Dan metode tata bahasa ini sangat kuat berpegang pada disiplin mental dan pengembangan intelektual. Metode gramatika ini pengetahuan terhadap kaidah-kaidah bahasa lebih penting dari pada kemahiran untuk menggunakan tata bahasa itu.
Sedangkan metode terjemah menitik beratkan kegiatan-kegiatannya berupa cara penerjemahan bacaan. Biasanya metode ini diawali oleh penerjemahan bahasa asing ke dalam bahasa pelajar, dan kemudian sebaliknya.[9]
Metode ini merupakan gabungan antara metode gramatika dengan metode menerjemah (translation). Metode ini dapat dibilang ideal daripasa salah satu metode gramatika atau translation. Karena kelemahan dari salah satu atau keduanya dari metode tersebut (gramatika dan terjemah) telah sama-sama saling menutupi dan melengkapi (jadi kedua-duanya dilakukan bersama-sama, serentak) artinya materi gramatika (tata bahasa) terlebih dahulu diajarkan dan kemudian pelajaran menerjemah, pelaksanaannya sejalan.[10]
Metode ini didorong untuk menghafal teks-teks klasik berbahasa asing dan terjemahannya dalam bahasa pelajar, terutama teks-teks yang bernilai sastra tinggi, walaupun dalam teks itu seringkali terdapat struktur kalimat yang rumit dan kosa kata ungkapan yang sudah tidak terpakai.[11]

B.  Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Gramatika Terjemah
Langkah-langkah dalam menerapkan metode gramatika terjelah dalam pembelajaran bahasa arab yaitu sebagai berikut:
a.  Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan defenisi butir-butir tata bahasa kemudian memberikan contoh-contohnya.
b.  Guru menuntun siswa menghafalkan kosa kata dan terjemahannya, atau meminta siswa mendemonstrasikan hafalan kosa kata yang telah diajarkan sebelumnya.
c.  Guru meminta siswa membuka buku teks bacaan kemudian menuntun siswa memahami isi bacaan dengan menterjemahkannya kata perkata atau kalimat perkalimat. Atau guru meminta siswa membaca dalam hati dan menterjemahkannya, kemudian guru membetulkan terjemahan yang salah dan dan menerangkan ke tata bahasaanya dan keindahan bahasannya. Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan analisis tata bahasa.[12]

C.  Keutamaan dan Kekurangan Metode Gramatika Terjemah
Diantara kelebihan metode amtsal ini adalah:
a.  Tanpa disadari siswa/ peserta didik memperoleh pengetahuan dari keduanya (grammar dan translation) dengan pengetahuan menjadi utuh.
b.  Meskipun belum dengan sendirinya siswa dapat aktif/lancar bercakap-cakap dalam berkomunikasi bahasa asing, tapi siswa paling tidak dapat berbahasa pasif, artinya dapat membaca dan menerjemahkan buku-buku bacaan, buletin, brosur, koran, majalah-majalah serta buku-buku ilmiah lainnya yang berbahasa asing.
c.  Kelas-kelas besar dapat diajar.
d.  Guru yang tidak fasih bahasa Arab bisa dipakai.
e.  Cocok bagi semua tingkat linguistik para siswa (mubtadi’, mutawasith, mutaqaddim), para siswa dapat memperoleh aspek-aspek bahasa yang signifikan dengan bantuan buku saja tanpa pertolongan guru.[13]
Dan diantara kelemahan dari metode gramatika terjemah ini adalah:
a.  Pengajar hanya dapat menyusun/ membimbing siswa terampil berbahasa pasif. Sedangkan pengertian utama dari berbahasa ”adalah  berbicara lisan atau bercakap-cakap/ berdialog.
b.  Metode ini hanya mengajarkan kemahiran membaca, sedang kemahiran menyimak, berbicara, menulis diabaikan.
c.  Secara linguistik dibutuhkan guru yang terlatih.
d.  Terjemahan harfiah sering mengacaukan makna kalimat dalam konteks luas, sehingga hasil terjemahan tidak lazim dengan bahasa ibu siswa.
e.  Pelajar hanya mempelajari bahasa tulis klasik, bahasa tulis modern dan bahasa percakapan tidak diajarkan.
f.  Karena otak siswa dipenuhi oleh masalah tata bahasa, maka tidak ada lagi tempat untuk ekspresi dan kreasi berbahasa.[14]

D.  Pembelajaran Bahasa Arab
Pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.[15] Sebagaimana hal yang disebutkan oleh Nababan bahwasannya arti pembelajaran adalah nominalisasi proses untuk membelajarkan[16]. Seharusnya pembelajaran bermakna “proses membuat atau menyebabkan orang lain belajar.
Adapun menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, materi meliputi; buku-buku, papan tulis dan lain-lainnya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan audiovisual. prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya.[17] Pembelajaran disebut juga sebagai proses perilaku dengan arah positif untuk memecahkan masalah personal, ekonomi, sosial dan politik yang ditemui oleh individu, kelompok dan komunitas.
Bahasa merupakan alat komunikasi dan pendukung dalam pergaulan manusia dalam sehari-hari baik antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, maupun dengan bangsa tertentu.
Menurut Syaikh Mustafa al-Gulayayniy:
اللغة العربية هى الكلمات التى يعبربها العرب عن اغراضهم
Bahasa Arab adalah kalimat yang dipergunakan bangsa Arab dalam mengutarakan maksud/tujuan mereka.
Adapun Ahmad al-Hasyimiy mengemukakan bahwa:
ومن ذلك لغتناالعربية الاصوات محتوبة بعض علىالحروف الهجائية
Oleh sebab itu bahasa Arab adalah suara-suara yang mengandung sebahagian huruf hijayyah.
Adapun bahasa Arab merupakan bahasa yang istimewa di dunia ini seperti yang kita ketahui, bahwasannya bahasa Arab tidak hanya merupakan bahasa peradaban, melainkan juga sebagai bahasa persatuan umat Islam di dunia. Bahasa Arab adalah selain merupakan bahasa Al-Qur’an (firman Allah atau kitab pedoman umat Islam) yang memiliki uslub yang bermutu juga memiliki sastra yang sangat mengagungkan manusia dan manusia tidak mampu untuk menandingi. Menurut Abdul Alim Ibrahim (1978;48) bahwa bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa Islam.[18] Bahasa-bahasa lain termasuk bahasa Indonesia, tidak dapat diandalkan untuk memberikan kepastian arti yang tersurat dan tersirat yang terkandung dalam Al-Qur’an (Ash Shidiqi,1975;2007) karena Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, maka kaidah-kaidah yang diperlukan dalam memahami Al-Qur’an bersendi atas kaidah-kaidah bahasa Arab, memahami asas-asasnya, merupakan uslub-uslubnya dan mengetahui rahasia-rahasianya (Ash Shidgi, 1972;284).
Jadi, pembelajaran bahasa arab yaitu proses interaksi di dalam kelas antara guru dan siswa untuk mentransformasikan ilmu, proses perilaku dan sebagainya ke arah positif agar bisa menguasai bahasa Arab.

E.  Pentingnya Bahasa Arab
Jalan yang memberi kita jaminan keselamatan dan kenikmatan Islam adalah satu dan tidak berbilang-bilang, yaitu mengilmui dan mengamalkan ajaran al-Kitab (Alquran – efhape) dan as-Sunnah sesuai dengan yang diajarkan Rosululloh dan dipahami oleh para sahabatnya. Dalam hadits riwayat Imam Muslim disebutkan, “Aku tinggalkan sesuatu bersama kalian, jika kamu berpegang teguh padanya, kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabulloh dan Sunnahku”.
Dan Alloh telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran karena bahasa Arab adalah bahasa terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Alloh:
!$¯RÎ çm»oYø9tRr& $ºRºuäöè% $wŠÎ/ttã öNä3¯=yè©9 šcqè=É)÷ès? ÇËÈ  
Artinya:Sesungguhnya Kami telah jadikan Al-Quran dalam bahasa Arab supaya kalian memikirkannya.” [Yusuf: 2]
Oleh karena itu tidak perlu diragukan lagi, memang sudah seharusnya bagi seorang muslim mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Hal ini ditegaskan oleh firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala,
Dan sesunggunhya Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Pencipta Semesta Alam, dia dibawa turun oleh A-Ruh Al-Amin (jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.” [Asy-Syu’aro: 192-195]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Sesungguhnya ketika Alloh menurunkan kitab-Nya dan menjadikan Rosul-Nya sebagai penyampai risalah (al-Kitab) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam kecuali dengan bahasa Arab. Oleh karena itu memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami agama Alloh dan menegakkan syiar-syiar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshor dalam keseluruhan perkara mereka.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim: 162)
Beliau juga berkata, “dan sesungguhnya bahasa Arab itu sendiri bagian dari agama dan hukum mempelajarnya adalah wajib, karena memahami Al-Kitab dan As-Sunnah itu wajib dan keduanya tidaklah bisa dipahami kecuali dengan mempelajari bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan kaidah di dalam ilmu ushul fiqh: “Apa yang tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya maka ia hukumnya juga wajib.”
Namun di sana ada bagian dari bahasa Arab yang wajib ‘ain dan ada yang wajib kifayah. Dan ini sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Syaibah, dari Umar bin Yazid, beliau berkata,: Umar bin Khottob menulis kepada Abu Musa Al-Asy’ari (yang isinya), “… Pelajarilah As-Sunnah, pelajarilah bahasa Arab, dan i’roblah Al-Quran karena Al-Quran itu bahasa Arab.” Dan pada riwayat lain beliau (Umar in Khothob) berkata, “Pelajarilah bahasa Arab sesungguhnya termasuk bagian dari agama kalian, dan belajarlah ilmu faroid (ilmu waris) karena sesungguhnya ia termasuk bagian dari agama kalian.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim: 207)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa Arab adalah bahasa agama Islam dan bahasa Al-Quran, tidak akan dapat memahami Al Kitab dan As Sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan agama. Marilah kita pelajarai bahasa Arab
  
F.  Pengertian Pemahaman Kosa Kata Bahasa Arab
Kata pemahaman berasal dari kata "paham" yang mendapat awalan "pe" dan akhiran "an". Dalam kamus bahasa Arab Al- Munawwir berasal dari kata فَهِمَ – يَفْهَمُ - فَهْمًا  artinya mengerti/memahami. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia pemahaman berasal dari kata yang mengandung arti sebagai pengertian, pengetahuan, pendapat, mengerti benar, tahu benar, pandai, sependapat, dan mengerti benar dalam suatu hal.
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Pemahaman adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar.[19] Suharsimi menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan.[20] Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.
Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman terhadap kosa kata bahasa arab adalah suatu proses menginterpretasi, mengerti dan mengungkapkan kembali sesuatu yang pernah dipelajarinya. Sesuatu itu adalah materi atau bahan pelajaran yang harus dipahami dan dimengerti, hal ini tidak terlepas dari maksud untuk memahami suatu bacaan, jadi dari suatu bacaan hal yang paling mendasar adalah memahami kosa kata. Dengan harapan jika seseorang memahami materi yang pernah dipelajari, maka akan mengaplikasikan apa yang dipahaminya.

G.  Indikator Pemahaman Kosa Kata Bahasa Arab
Menurut Nana Sudjana bahwa tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe hasil belajar pengetahuan hapalan. Dengan demikian pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Jadi tanpa pengetahuan terlebih dahulu terhadap bahan atau materi, pemahaman tidak akan diperoleh.
Nana Sudjana mengemukakan bahwa pemahaman dibedakan kedalam tiga kategori, yaitu:
a)  Tingkat terendah pemahaman yaitu terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya. Kemampuan menerjemahkan adalah kemampuan santri menyalin dari suatu bahasa kebahasa lain, yakni dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Nana Sudjana, terjemahan yaitu kesanggupan memahami makna yang terkandung didalamnya, yakni santri dapat menjelaskan makna atau kata atau kalimat yang telah dibahas.
b)  Pemahaman kedua yaitu pemahaman penafsiran yang menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan bagian yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian dan membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
c)  Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ektrapolasi. Dengan ektrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun masalahnya.
Muhibbin Syah mengatakan bahwa indikator pemahaman adalah dapat menjelaskan dan dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri.
Tetapi di dalam penelitian tindakan kelas ini penulis merasa perlu untuk mengkaji tentang kemampuan memahami kosa kata bahasa arab, artinya hanya dalam cakupan menterjemahkan, untuk itu perlu menambahkan bacaan sebagai indikator pemahaman terhadap kosa kata bahasa arab, karena seseorang sebelum mengerti maknanya terlebih dahulu ia harus mengetahui dan memahami bacaannya. Jadi indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah bacaan dan terjemahan. Adapun penjelasan dari indikator-indikator tersebut adalah :
a)  Bacaan; yakni sejauhmana ssiwa mampu mengenal dan membaca suatu materi atau bahan bacaan bahasa arab.
b)  Terjemahan; yakni sejauh mana siswa dapat menyalin suatu bahan atau materi bahasa arab ke dalam bahasa lain atau ke dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti.[21]

H.  Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tembilahan
Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta menerima dan memberi pelajaran. Madrasah merupakan isim makan  dari darasa yang berarti tempat untuk belajar.[22]   
Madrasah Tsanawiyah Negeri Tembilahan adalah sebuah Madrasah yang berada dibawah naungan pemerintah. Beralamat di Jalan Batang Tuaka Kecamatan Tembilahan Kota Kabupaten Indragiri Hilir.
Dari uraian di atas, penulis menegaskan bahwa maksud judul “Penerapan Metode Gramatika Terjemah untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami Kosa Kata Bahasa Arab Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Mtsn Tembilahan” adalah usaha untuk meneliti tentang penerapan metode pembelajaran yang dilakasanakan oleh guru Bidang Studi Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tembilahan Jalan Batang Tuaka Kecamatan Tembilahan Kota Kabupaten Indragiri Hilir.
             
I.  Hipotesis
Berdasarkan pengamatan dan alasan-alasan di atas, maka hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah:
Penerapan Metode Gramatika Terjemah dapat Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami Kosa Kata Bahasa Arab Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Mtsn Tembilahan.

BAB III
METODE PENELITIAN


A.  Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tembilahan Jalan Batang Tuaka Kecamatan Tembilahan Kota Kabupaten Indragiri Hilir.
 Di lembaga ini terdapat 3 jenjang kelas, yaitu kelas VII, VIII, dan IX dengan jumlah siswa 1200. Dengan rincian kelas:
Kelas
Jumlah Murid
Jumlah
L
P
VII
180
250
430
VIII
170
230
400
IX
150
220
370
Jumlah
500
700
1200

B.  Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII yang berjumlah 430 siswa, yang penulis lebih persempit yaitu kelas VII-7 dengan jumlah siswa 36 orang. Penulis memilih kelas VII-7 ini sebab, kelas IX merupakan jenjang kelas awal, oleh sebab itu penulis memilih kelas VII-7 ini agar bisa lebih memberikan pemahaman kosa kata bahasa arab kepada siswa dengan menggunakan metode gramatika terjemah. Selain itu, dalam pembelajaran Bahasa Arab, diantara seluruh kelas VII yang berjumlah 7 kelas tersebut yaitu dari VII-1 sampai IX-7, kelas ini memiliki rata-rata nilai yang lebih rendah yang berarti tingkat pemahaman siswa masih kurang terhadap kosa kata bahasa arab.
Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah metode gramatika terjemah dan kemampuan siswa memahami kosa kata bahasa arab yang masih kurang dengan bukti bahwa nilai rata-rata siswa dibawah standar nilai yang telah ditetapkan serta tidak bisa membaca buku-buku yang berbahasa arab apalagi untuk menterjemahkannya.

C.  Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Silabus
Peneliti melakukan tindakan terhadap pelajaran Bahasa Arab dengan materi Memahami berbagai  ragam teks tulis  dalam bentuk gagasan atau dialog sederhana, baik fiksi dan atau non fiksi melalui kegiatan membaca,  menganalisis dan menemukan tentang أسرتي.
2. RPP
Peneliti melakukan tindakan dengan mengambil pedoman silabus terhadap materi Bahasa Arab dengan sub pokok bahasan memahami teks tentang keluarga, pada materi membaca, mencari tata bahasa dan menemukan kosa kata kemudian menterjemahkan.
3. LKS
LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berisi tentang materi memahami teks bacaan tentang keluarga.

D.  Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu:
1. Observasi
Obeservasi atau pengamatan dapat diartikan sabagai kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya.[23] Dalam penelitian tindakan kelas ini, observasi dilakukan oleh ibu Amiratussaleha, S.Ag. dan yang diamati adalah peneliti sendiri yang melaksanakan metode gramatika terjemah pada mata pelajaran Bahasa Arab di kelas VII-7 MTsN Tembilahan.
2. Tes
Tes adalah suatu pertanyaan atau tugas yang terencana untuk memperoleh informasi tentang objek atau sasaran tes yang setiap butir pertanyaannya atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.[24]
Dalam penelitian ini, tes dilakukan untuk melihat pemahaman siswa terhadap kosa kata Bahasa Arab yang telah diajarkan di kelas VII-7 MTsN Tembilahan setelah diterapkan metode gramatika terjemah dalam proses pembelajarannya.

E.  Indikator Kinerja
Dalam penelitian tindakan kelas ini, Adapun indikator penerapan metode gramatika terjemah adalah sebagai berikut:
1.  Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan defenisi butir-butir tata bahasa kemudian memberikan contoh-contohnya.
2.  Guru menuntun siswa menghafalkan kosa kata dan terjemahannya, atau meminta siswa mendemonstrasikan hafalan kosa kata yang telah diajarkan sebelumnya.
3.  Guru meminta siswa membuka buku teks bacaan kemudian menuntun siswa memahami isi bacaan dengan menterjemahkannya kata perkata atau kalimat perkalimat. Atau guru meminta siswa membaca dalam hati dan menterjemahkannya, kemudian guru membetulkan terjemahan yang salah dan dan menerangkan ke tata bahasaanya dan keindahan bahasannya. Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan analisis tata bahasa.[25]
Adapun peneliti menetapkan indikator pemahaman siswa terhadap kosa kata yang digunakan dalam penelitian ini adalah bacaan dan terjemahan. Adapun penjelasan dari indikator-indikator tersebut adalah :
1.  Bacaan; yakni sejauhmana ssiwa mampu mengenal dan membaca suatu materi atau bahan bacaan bahasa arab.
2.  Terjemahan; yakni sejauh mana siswa dapat menyalin suatu bahan atau materi bahasa arab ke dalam bahasa lain atau ke dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti.
Adapun peneliti menetapkan indikator hasil belajar dengan:
Ha :
Kemampuan siswa memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Arab lebih baik  setelah diterapkan metode gramatika terjemah.
Ho :
Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Arab setelah diterapkan metode gramatika terjemah.

BAB IV
PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


Penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan metode gramatika terjemah sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap kosakata. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yaitu setiap hari selasa jam pelajaran ke III dan IV selama 2 siklus dan masing-masing siklus 4 kali pertemuan.

A.  Penyajian Hasil Penelitian
Penerapan metode gramatika terjemah diterapkan selama 2 siklus, yaitu sebagai berikut:
Siklus I
1.  Perencanaan
Sebelum melakukan tindakan dalam penelitian ini, penulis menyusun rencana-rencana sebelum melakukan tindakan, dengan perencanaan sebagai berikut:
·      Mengidentifikasi masalah, bahwa penulis sudah melakukan identifikasi masalah terhadap penelitian tindakan kelas ini.
·      Melampirkan silabus. Dalam hal ini mengenai materi Membaca nyaring, me-lafalkan huruf hija-iyyah, kata, frase, kali-mat seder-hana dengan ucap-an, tekanan dan intonasi yang bertema tentang أسرتي dengan menerapkan kalimat berstruktur mubtada dan khobar (berupa kata kerja / fiil mudhari mufrad).
·      Membuat RPP. Dalam hal ini rpp mengenai teks bacaan tentang keluarga, kalimat-kalimat sederhana berstruktur: mubtada' dan khobar (fiil mudhari mufrad) dan maf'ul bih, membaca mufradat yang tepat dan benar dalam berbagai kalimat (dan dibiasakan tanpa harakat lengkap).
·      Membuat LKS.

2.  Pelaksanaan
Setelah perencanaan disusun oleh penulis, maka penulis telah melaksanakan metode gramatika terjemah yang telah dilaksanakan pada pertemuan ke-1 sampai ke-4 pada bulan Juli minggu ke-1.
Dalam hal pelaksanaan ini, penulis melaksanakan dua siklus dengan masing-masing siklus 4 kali pertemuan. Pada siklus I ini, peneliti melaksanakan tindakan yaitu:
Pertemuan pertama, 2 Juli 2012 melaksanakan metode gramatika terjemah dengan materi memahami teks bacaan tentang keluarga.
Pertemuan kedua, 9 Juli 2012 melaksanakan metode gramatika terjemah dengan materi memahami kalimat-kalimat sederhana berstruktur: mubtada' dan khobar (fiil mudhari mufrad) dan maf'ul bih.
Pertemuan ketiga, 16 Juli 2012 melaksanakan metode gramatika terjemah dengan materi membaca mufradat yang tepat dan benar dalam berbagai kalimat (dan dibiasakan tanpa harakat lengkap) kemudian menterjemahkan teks bacaan.
Pertemuan keempat, 23 Juli 2012 melaksanakan tes dari hasil penerapan metode gramatika terjemah untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kosa kata setelah materi di ajarkan.



3.  Pengamatan
Saya sebagai peneliti dan sekaligus sebagai guru di MTsN Tembilahan telah melaksanakan tindakan penerapan metode gramatika terjemah, serta diamati oleh guru lain MTsN Tembilahan Ibu Amiratussaleha S.Ag. berdasarkan lembar observasi yang telah ditetapkan.
Hasil observasi dari penerapan metode metode gramatika terjemah pada siklus pertama, yaitu sebagai berikut:
No.
Aktivitas
Penerapan
Ya
Tidak
1.
Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan defenisi butir-butir tata bahasa kemudian memberikan contoh-contohnya
2
1
2.
Guru menuntun siswa menghafalkan kosa kata dan terjemahannya, atau meminta siswa mendemonstrasikan hafalan kosa kata yang telah diajarkan sebelumnya
1
2
3.
Guru meminta siswa membuka buku teks bacaan kemudian menuntun siswa memahami isi bacaan dengan menterjemahkannya kata perkata atau kalimat perkalimat. Atau guru meminta siswa membaca dalam hati dan menterjemahkannya, kemudian guru membetulkan terjemahan yang salah dan dan menerangkan ke tata bahasaanya dan keindahan bahasannya. Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan analisis tata bahasa
1
2
JUMLAH
4
5

Hasil tes dari siklus I selama 3 pertemuan dari penerapan metode gramatika terjemah, yaitu:

4.  Refleksi
Apabila pelaksanaan yang telah peneliti laksanakan yaitu penerapan metode gramatika terjemah pada mata pelajaran Bahasa Arab, bersama dengan observer yaitu Ibu Amiratussaleha S.Ag. telah mengadakan diskusi tentang apa kekurangan dan permasalahan terhadap tindakan yang telah peneliti lakukan. Apakah target penerapan metode gramatika terjemah telah dilaksanakan sesuai dengan lembar observasi, dan apakah pemahaman siswa terhadap kosa kata meningkat setelah diterapkan metode gramatika terjemah.
Dikarenakan target yang diinginkan belum tercapai, maka peneliti melaksanakan siklus ke dua.

Siklus II
1.  Perencanaan
Setelah melakukan tindakan pada siklus I dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti masih belum bisa mendapatkan hasil yang diinginkan, maka peneliti kembali menyusun rencana-rencana sebelum melakukan tindakan, dengan perencanaan sebagai berikut:
·      Mengidentifikasi masalah, bahwa penulis sudah melakukan identifikasi masalah terhadap siklus I (pertama) dari penelitian tindakan kelas ini.
·      Melampirkan silabus. Dalam hal ini mengenai materi Menulis paragraph sederhana tentang أسرتي dengan menerapkan kalimat berstruktur mubtada dan khobar (berupa kata kerja / fiil mudhari mufrad).
·      Membuat RPP. Dalam hal ini rpp mengenai teks bacaan tentang keluarga, Mengidentifikasi perubahan-perubahan fiil-fiil mudhari yang mufrad, Menemukan kata-kata kerja yang paling populer dalam kehidupan sehari-hari.
·      Membuat LKS.

2.  Pelaksanaan
Setelah perencanaan disusun oleh penulis, maka penulis telah melaksanakan metode gramatika terjemah yang telah dilaksanakan pada pertemuan ke-9 sampai ke-13 pada bulan Agustus minggu ke-1.
Dalam hal pelaksanaan siklus kedua ini, penulis melaksanakan masing-masing siklus 4 kali pertemuan.
Pertemuan pertama, 6 Agustus 2012 melaksanakan metode gramatika terjemah dengan materi membaca teks bacaan tentang keluarga.
Pertemuan kedua, 13 Agustus 2012 melaksanakan metode gramatika terjemah dengan materi mengidentifikasi perubahan-perubahan fiil-fiil mudhari yang mufrad.
Pertemuan ketiga, 20 Agustus 2012 melaksanakan metode gramatika terjemah dengan materi menemukan kata-kata kerja yang paling populer dalam kehidupan sehari-hari kemudian menterjemahkan teks bacaan.
Pertemuan keempat, 27 Agustus 2012 melaksanakan tes dari hasil penerapan metode gramatika terjemah untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kosa kata setelah materi di ajarkan.

3.  Pengamatan
Saya sebagai peneliti dan sekaligus sebagai guru di MTsN Tembilahan apabila akan melaksanakan tindakan penerapan metode gramatika terjemah, serta diamati oleh guru lain MTsN Tembilahan Ibu Amiratussaleha S.Ag. berdasarkan lembar observasi yang telah ditetapkan.
Hasil observasi dari penerapan metode metode gramatika terjemah pada siklus kedua, yaitu sebagai berikut:
No.
Aktivitas
Penerapan
Ya
Tidak
1.
Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan defenisi butir-butir tata bahasa kemudian memberikan contoh-contohnya
3
0
2.
Guru menuntun siswa menghafalkan kosa kata dan terjemahannya, atau meminta siswa mendemonstrasikan hafalan kosa kata yang telah diajarkan sebelumnya
2
1
3.
Guru meminta siswa membuka buku teks bacaan kemudian menuntun siswa memahami isi bacaan dengan menterjemahkannya kata perkata atau kalimat perkalimat. Atau guru meminta siswa membaca dalam hati dan menterjemahkannya, kemudian guru membetulkan terjemahan yang salah dan dan menerangkan ke tata bahasaanya dan keindahan bahasannya. Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan analisis tata bahasa
3
0
JUMLAH
8
1
Hasil tes dari siklus II selama 3 pertemuan dari penerapan metode gramatika terjemah, yaitu:
4.  Refleksi
Apabila pelaksanaan yang telah peneliti laksanakan yaitu penerapan metode gramatika terjemah pada mata pelajaran Bahasa Arab, bersama dengan observer yaitu Ibu Amiratussaleha S.Ag. telah mengadakan diskusi tentang apa kekurangan dan permasalahan terhadap tindakan yang telah peneliti lakukan. Apakah target penerapan metode gramatika terjemah telah dilaksanakan sesuai dengan lembar observasi, dan apakah pemahaman siswa terhadap kosa kata meningkat setelah diterapkan metode amtsal.
Disebabkan telah dilaksanakannya dua siklus, maka penerapan metode gramatika terjemah ini untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap kosa kata telah mendapatkan hasil yang diingkan melalui hasil tes yang telah dilakukan.

B.  Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan dalam dua siklus ini, berikut pembahasan hasil observasi terhadap penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan. Dalam hal ini, pembahasan penelitian tindakan kelas terbagi dua, yaitu pembahasan terhadap penerapan metode gramatika terjemah yang telah diterapkan guru dan kemampuan siswa memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Arab kelas VII-7 MTsN Tembilahan.
1. Siklus I
Data yang telah dipresentasikan di atas direlevansikan dengan kategori berikut sesuai dengan tulisan Ridwan berikut ini:
Interval
Kategori
81 – 100
61 – 80
41 – 60
21 – 40
0 – 20
Sangat baik
Baik
Kurang baik
Tidak baik
Sangat tidak baik[26]

Hasil observasi dari penerapan metode metode gramatika terjemah pada siklus pertama, yaitu sebagai berikut:
No.
Aktivitas
Penerapan
Ya
Tidak
1.
Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan defenisi butir-butir tata bahasa kemudian memberikan contoh-contohnya
1
2
2.
Guru menuntun siswa menghafalkan kosa kata dan terjemahannya, atau meminta siswa mendemonstrasikan hafalan kosa kata yang telah diajarkan sebelumnya
1
2
3.
Guru meminta siswa membuka buku teks bacaan kemudian menuntun siswa memahami isi bacaan dengan menterjemahkannya kata perkata atau kalimat perkalimat. Atau guru meminta siswa membaca dalam hati dan menterjemahkannya, kemudian guru membetulkan terjemahan yang salah dan dan menerangkan ke tata bahasaanya dan keindahan bahasannya. Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan analisis tata bahasa
0
3
JUMLAH
2
7

Ya        = 2 x 3   = 6
Tidak     = 7 x 0   = 0   +
              F    = 6
N = Jlh item x Skor Max x Jlh Responden x Jlh Obervasi
     = 3 x 3 x 1 x 3
     = 27
    
Jadi, sesuai dengan interval di atas, maka dalam siklus I ini, hasil penerapan metode gramatika terjemah dalam kategori tidak baik.
Hasil tes dari siklus I selama 3 pertemuan dari penerapan metode gramatika terjemah, yaitu:
Diketahui: Mo = 68
    
    



      


Ha :
Kemampuan siswa memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Arab lebih baik  setelah diterapkan metode gramatika terjemah.
Ho :
Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Arab setelah diterapkan metode gramatika terjemah.

Jika, t hitung < t tabel  = Ho Diterima atau Ha Ditolak
Jika, t hitung > t tabel = Ho Ditolak atau Ha Diterima
Jadi, 1,35 < 1,860   = Ho Diterima dan Ha Ditolak

Jadi, pada siklus I tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Aarab setelah diterapkan metode gramatika terjemah.

2. Siklus II
Data yang telah dipresentasikan di atas direlevansikan berikut ini:
Hasil observasi dari penerapan metode metode gramatika terjemah pada siklus kedua, yaitu sebagai berikut:
No.
Aktivitas
Penerapan
Ya
Tidak
1.
Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan defenisi butir-butir tata bahasa kemudian memberikan contoh-contohnya
3
0
2.
Guru menuntun siswa menghafalkan kosa kata dan terjemahannya, atau meminta siswa mendemonstrasikan hafalan kosa kata yang telah diajarkan sebelumnya
2
1
3.
Guru meminta siswa membuka buku teks bacaan kemudian menuntun siswa memahami isi bacaan dengan menterjemahkannya kata perkata atau kalimat perkalimat. Atau guru meminta siswa membaca dalam hati dan menterjemahkannya, kemudian guru membetulkan terjemahan yang salah dan dan menerangkan ke tata bahasaanya dan keindahan bahasannya. Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan analisis tata bahasa
3
0
JUMLAH
8
1

Ya        = 8 x 3   = 24
Tidak     = 1 x 0   =  0   +
              F    = 24
N = Jlh item x Skor Max x Jlh Responden x Jlh Obervasi
     = 3 x 3 x 1 x 3
     = 27
    
Jadi, sesuai dengan interval di atas, maka dalam siklus I ini, hasil penerapan metode gramatika terjemah dalam kategori sangat baik.

Hasil tes dari siklus II selama 3 pertemuan dari penerapan metode gramatika terjemah, yaitu:
Diketahui: Mo = 68
    
    



      


Ha :
Kemampuan siswa memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Arab lebih baik  setelah diterapkan metode gramatika terjemah.
Ho :
Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Arab setelah diterapkan metode gramatika terjemah.

Jika, t hitung < t tabel  = Ho Diterima atau Ha Ditolak
Jika, t hitung > t tabel = Ho Ditolak atau Ha Diterima
Jadi, 8,108 > 1,860   = Ho Diterima dan Ha Ditolak

Jadi, pada siklus II Kemampuan siswa memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Arab lebih baik setelah diterapkan metode gramatika terjemah.


DAFTAR PUSTAKA
                 
Syam, Yunus Hasyim. 2005. Mendidik Anak ala Muhammad. Yogyakarta: Penerbit Sketsa.
Asnawir dan Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Anwar, Qamari. 2003. Pendidikan Sebagai Karakter Budaya Bangsa. Jakarta: UHAMKA Press.
Poerwadarminta, W.J.S. 1999.  Kamus Umum  Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Mujib, Abdul dan Mudzakkir, Jusuf. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Effendy, Ahmad Fuad. 2004. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Izzan, Ahmad. 2004. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.
Izzan, Ahmad. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.
Baharuddin, Uril Abduul Hamid dan Mustofa, Bisri. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi dan Media. Malang: UIN-Malang.
Muhaimin, dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: CV. Citra Media.
Parera, Jos D. 1997. Lingustik Edukasional. Jakarta: Erlangga.
Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsad, Azhar. 2003. Bahasa Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chaniago, Amran YS. 2002. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Yamifa,http://ponpesyamifa.blogspot.com/2011/06/santri-dan-kitab-talim_19.html. minggu 22 april 2012, jam 15:20 wib.
Mujib, Abdul dan Mudzakkir, Jusuf. 2006. Ilmu Pendidikan Islam Telaah Atas Kerangka Konseptual Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.
Zaini, Hisyam, dkk. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Jogjakarta: CTSD.

LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN METODE GRAMATIKA TERJEMAH


Hari/Tanggal    : Senin, 2 Juli 2012
Pertemuan     : 5
Siklus        : I
No.
Aktivitas
Penerapan
Ya
Tidak
1.
Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan defenisi butir-butir tata bahasa kemudian memberikan contoh-contohnya
ü
-
2.
Guru menuntun siswa menghafalkan kosa kata dan terjemahannya, atau meminta siswa mendemonstrasikan hafalan kosa kata yang telah diajarkan sebelumnya
-
ü
3.
Guru meminta siswa membuka buku teks bacaan kemudian menuntun siswa memahami isi bacaan dengan menterjemahkannya kata perkata atau kalimat perkalimat. Atau guru meminta siswa membaca dalam hati dan menterjemahkannya, kemudian guru membetulkan terjemahan yang salah dan dan menerangkan ke tata bahasaanya dan keindahan bahasannya. Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan analisis tata bahasa
-
ü
JUMLAH
1
2
Tembilahan, 2 Juli 2012
Observer





AMIRATUSSALEHA S.Ag.



HASIL BELAJAR SISWA
MATA PELAJARAN BAHASA ARAB


Hari/Tanggal    : Senin, 23 Juli 2012
Pertemuan     : 8
Siklus        : I

Tembilahan, 23 Juli 2012
Observer





AMIRATUSSALEHA S.Ag.
 



LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN METODE GRAMATIKA TERJEMAH


Hari/Tanggal    : Senin, 6 Agustus 2012
Pertemuan     : 9
Siklus        : II
No.
Aktivitas
Penerapan
Ya
Tidak
1.
Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan defenisi butir-butir tata bahasa kemudian memberikan contoh-contohnya
ü
-
2.
Guru menuntun siswa menghafalkan kosa kata dan terjemahannya, atau meminta siswa mendemonstrasikan hafalan kosa kata yang telah diajarkan sebelumnya
ü
-
3.
Guru meminta siswa membuka buku teks bacaan kemudian menuntun siswa memahami isi bacaan dengan menterjemahkannya kata perkata atau kalimat perkalimat. Atau guru meminta siswa membaca dalam hati dan menterjemahkannya, kemudian guru membetulkan terjemahan yang salah dan dan menerangkan ke tata bahasaanya dan keindahan bahasannya. Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan analisis tata bahasa
ü
-
JUMLAH
3
0
Tembilahan, 6 Agustus 2012
Observer





AMIRATUSSALEHA S.Ag.



HASIL BELAJAR SISWA
MATA PELAJARAN BAHASA ARAB


Hari/Tanggal    : Senin, 27 Agustus 2012
Pertemuan     : 12
Siklus        : II

Tembilahan, 27 Agustus 2012
Observer





AMIRATUSSALEHA S.Ag.
 



[1]Yunus Hasyim Syam, Mendidik Anak ala Muhammad, (Yogyakarta: Penerbit Sketsa, 2005), hlm. x.
[2]Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 1.
[3]Qamari Anwar, Pendidikan Sebagai Karakter Budaya Bangsa, (Jakarta: UHAMKA Press, 2003), hlm. 42.
[4]W.J.S. Poerwadarminta,  Kamus Umum  Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hlm. 649.
[5]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm. 165.
[6]Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. (Malang: Misykat, 2004),  hlm. 31.
[7]Ibid
[8]Ibid. hlm. 31.
[9]Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Humaniora, 2004), hlm. 89-90.
[10]Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Humaniora, 2009), hlm. 100.
[11]Ibid
[12]Ahmad Fuad Effendy, Op.Cit. hlm. 32.
[13]Uril Abduul Hamid Baharuddin dan Bisri Mustofa, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi dan Media. (Malang: UIN-Malang, 2008), hlm. 20.
[14]Ahmad Fuad Effendy, Op.Cit. hlm. 33.
[15]Muhaimin, dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: CV. Citra Media, 1996), hlm.99.
[16]Jos D Parera, Lingustik Edukasional, (Jakarta: Erlangga 1997), hlm. 24-25.
[17]Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 57.
[18]Azhar Arsad, Bahasa Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 7.
[19]Amran YS Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2002),hlm. 427–428.
[20]Suharsimi Arikunto, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 118–137.
[21]Yamifa,http://ponpesyamifa.blogspot.com/2011/06/santri-dan-kitab-talim_19.html. minggu 22 april 2012, jam 15:20 wib.
[22]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam Telaah Atas Kerangka Konseptual Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 141.
[23]Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), hal. 115.
[24]Drs. Hisyam Zaini, M.A. dkk. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, (Jogjakarta: CTSD, 2002), hlm. 156-157.
[25]Ahmad Fuad Effendy, Op.Cit. hlm. 32.
[26]Riduwan, Belajar Mudah Peneltian untuk Guru Karyawan dan Penelitian Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2005),hlm. 89.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar