LAPORAN
AKHIR
Penerapan
Metode Gramatika Terjemah untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami kosakata
Bahasa Arab pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di MTsN Tembilahan
Mata Kuliah : Penelitian
Tindakan Kelas
Dosen Pengampu : Herawati,
S.Pd., M.Pd.
DI SUSUN
OLEH :
FITRA SARI
NIM.
1209.09.05619
S1 PAI
Semester VI
( D / AL-KINDY)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI)
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
TAHUN AKADEMIK 2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang
kompleks dan tidak habis-habisnya untuk di cari solusinya. Masalah pendidikan menurut Malik Fajar, adalah masalah yang tidak pernah
tuntas untuk dibicarakan, karena itu menyangkut persoalan manusia dalam rangka
memberi makna dan arah normal kepada eksistensi fitrinya.[1]
Salah satu faktor tersebut diantaranya adalah guru. Guru merupakan komponen
pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses
belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam
proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam
menyampaikannya materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi
antara guru dengan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap
pesan yang diberikan guru.[2]
Out put dari lembaga pendidikan yang masih tergolong rendah saat ini salah
satunya adalah akibat dari kurangnya motivasi siswa untuk belajar yang
dikarenakan kurang efektifnya metode pembelajaran yang digunakan. Adapun salah
satu usaha untuk menciptakan kondisi yang efektif dan kondusif adalah dengan
adanya kreativitas dari guru dalam memilih dan menentukan suatu metode
pembelajaran.
Tidaklah
berlebihan jika ada sebuah ungkapan “aththariqah ahammu minal maddah”, bahwa
metode jauh lebih penting disbanding materi, karena sebaik apapun tujuan
pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat
sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai
tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak.. Oleh sebab itu pemilihan
metode pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai
faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan.[3]
Adapun upaya untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam hal
memahami kosakata Bahasa Arab serta tercapainya kualitas pembelajaran yang
lebih baik dari siswa, maka perlu diupayakan pengembangan metode pembelajaran
dengan memperhatikan tingkat keaktifan dan kreativitas siswa. Dalam mata
pelajaran Bahasa Arab, selain menjadikan lebih menarik, perlu juga diperhatikan
beberapa aspek seperti bagaimana metode yang digunakan dapat menjadikan siswa
lebih aktif, kreatif dan efisien dalam kegiatan pembelajaran lebih baik.
Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, yaitu peserta
didik, guru (pendidik), tujuan pembelajaran, strategi, metode mengajar, dan
media. Selain itu, peranan seorang pendidik/pengajar juga tidak kalah penting,
yaitu bagaimana seorang pengajar bisa mengembangkan potensi kegiatan pengajarannya
dan potensi siswanya, dalam rangka mentransfer ilmu pengetahuan, agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Dalam proses belajar mengajar, tentulah harus
menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan kondisi yang ada, agar tercipta
suatu lingkungan belajar (class orcestra) yang efektif dan efisien, yang
membuat peserta didik menjadi senang melakukannya.
Bahasa Arab
adalah sebuah bahasa semitif yang muncul dari daerah yang sekarang termasuk
wilayah Arab Saudi, yang dipelajari tidak hanya oleh penduduk di wilayah Arab
Saudi saja, tapi juga di wilayah negara lainnya. Karena bahasa Arab merupakan
bahasa agama yang digunakan lebih dari satu miliar umat muslim di seluruh
dunia, yang selalu diucapkan dalam setiap ibadah sehari-hari.
Menurut Direktur pendidikan tinggi islam, Departemen Agama, Prof Dr Machasin, di
Medan, Selasa (13/10), mengatakan, bahasa Arab mempunyai peranan yang sangat
besar dalam kehidupan Muslim di berbagai belahan dunia.
Bahasa ini juga
merupakan bahasa hukum islam yang mendominasi kehidupan semua muslim dan
digunakan sebagai bahasa kebudayaan islam yang dipakai sebagai bahasa
pengajaran dan kesusastraan, pemikiran dibidang sejarah, etika hukum dan fiqih
serta kajian kitab dan diajarkan di ribuan sekolah di luar dunia Arab.
Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa
lain dari dunia islam, bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutama
dalam sains, matematika dan filsafah, yang menyebabkan banyak bahasa Eropa
turut meminjam banyak kosakata dari bahasa Arab.
Karena itu dapat dikatakan bahwa bahasa Arab merupakan
bahasa yang unik dan sangat menarik untuk dipelajari dilihat dari segi
penulisan, tata bahasa, dialek, juga penuh manfaat jika berhubungan dengan
agama islam, seperti yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (2008),
bahwa bahasa Arab memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan, akhlak,
agama. Karena jika seseorang
tidak berminat atau sama sekali tidak ingin mempelajari bahasa Arab tentu akan
menjadi orang yang bodoh dalam keagamaannya.
Pada mata pelajaran Bahasa Arab di MTsN Tembilahan banyak
terdapat asumsi dari siswa bahwa belajar Bahasa Arab itu sulit, banyaknya kosa
kata Bahasa Arab yang minim dikuasai siswa. Apalagi untuk membaca kitab-kitab
yang bernuansa Arab seperti halnya kita kuning, bisa dikatakan bahwa siswa MTsN
tidak bisa membaca apalagi untuk menterjemahkannya. Padahal kitab-kitab yang bernuansa Arab
merupakan kitab pegangan untuk bisa memahami Islam secara Komperehensif. Oleh
sebab itu, guru Bahasa Arab mempunyai tanggung jawab yang besar untuk
memberikan kemampuan kepada siswa untuk bisa memahami kosa kata Bahasa Arab,
agar bisa menguasai ilmu-ilmu agama Islam secara komperehensif. Hal ini salah
satunya adalah dengan menggunakan metode yang tepat.
Sebelum lebih
jauh membicarakan lebih jauh tentang metode pengajaran Bahasa Arab, maka pada
bagian ini akan dijelaskan terlebih dahulu tentang pengertian dari metode itu
sendiri. Metode secara bahasa berarti cara yang telah teratur dan terpikir
baik-baik untuk mencapai suatu maksud, atau cara mengajar dan lain sebagainya.[4] M.
Athiyah al-Abrasyi mengartikan metode sebagai jalan yang dilalui untuk
memperoleh pemahaman pada peserta didik. Metode diperlukan untuk mengatur
pembelajaran dari persiapan sampai evaluasi. Metode pendidikan Islam adalah
prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan
didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakekat Islam sebagai supra sistem.[5]
Mengenai hubungan
dengan pelajaran Bahasa Arab adalah bagaimana cara seorang guru dalam mengajarkan
materi-materi pelajaran Bahasa Arab kepada siswa dengan menggunakan metode yang
efektif untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Metode dalam
pembelajaran Bahasa itu banyak sekali. Diantara beberapa metode tersebut, salah
satu
diantaranya adalah Gramatika
Terjemah.
Metode ini
sudah dikenal sejak abad 15 pada saat kebangkitan Eropa. Akan tetapi, metode
ini baru dikenal pada abad 19, ketika metode ini digunakan secara luas di
Eropa. Metode ini banyak digunakan untuk pengajaran Bahasa Arab, baik di Negeri
Arab maupun di negeri Islam lainnya termasuk Indonesia, sampai akhir abad
ke-19.[6]
Metode ini
didorong untuk menghafal teks-teks klasik berbahasa asing dan terjemahannya
dalam bahasa pelajar, terutama teks-teks yang bernilai sastra tinggi, walaupun
dalam teks itu seringkali terdapat struktur kalimat yang rumit dan kosa kata
ungkapan yang sudah tidak terpakai.[7]
Pokok permasalahan melalui pengamatan awal penulis yang
terjadi dilapangan, bahwa setelah proses pembelajaran berlangsung, guru tidak
lagi menggunakan metode gramatika terjemah ini, karena berasumsi bahwa metode
ini ketinggalan zaman, para siswa hanya diajarkan tentang cara berkomunikasi
dengan bahasa arab, akan tetapi juga tidak dapat berkomunikasi dengan baik,
kemudian siswa untuk membaca teks buku berbahasa arab tidak bisa apalagi untuk
menterjemahkannya, hal ini karena kurangnya pemahaman terhadap gramatika dan
kurangnya penguasaan kosa kata bahasa arab.
Sehubungan dengan permasalahan yang tersebut di atas, maka penulis
tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Penerapan Metode Gramatika
Terjemah untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami kosakata Bahasa Arab pada
Mata Pelajaran Bahasa Arab di MTsN Tembilahan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka peneliti mengidentifikasi
masalah ini sebagai berikut:
1.
Guru tidak lagi
menggunakan metode gramatika terjemah ini, karena berasumsi bahwa metode ini
ketinggalan zaman
2.
Para siswa hanya
diajarkan tentang cara berkomunikasi dengan bahasa arab, akan tetapi juga tidak
dapat berkomunikasi dengan baik.
3.
Siswa tidak mampu untuk
membaca teks buku berbahasa arab apalagi untuk menterjemahkannya.
4.
Kurangnya pemahaman
siswa terhadap gramatika dan kurangnya penguasaan kosa kata bahasa arab.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan
dari identifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas, maka penulis
merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut “Apakah Penerapan Metode Gramatika Terjemah dapat Meningkatkan
Kemampuan Siswa Memahami kosakata Bahasa Arab pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di
MTsN Tembilahan?”
D. Tujuan Penelitian
Secara garis besar pelaksanaan
penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Mengetahui Penerapan
Metode Gramatika Terjemah dapat Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami kosakata
Bahasa Arab pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di MTsN Tembilahan.
2.
Meningkatkan kemampuan siswa
memahami kosa kata Bahasa Arab dengan menerapkan metode gramatika terjemah pada
mata pelajaran Bahasa Arab di MTsN Tembilahan.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, dapat
penulsi gambarkan sebagai berikut::
1. Bagi sekolah, diharapkan dengan adanya penelitian
tindakan kelas ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi pihak sekolah dan
upaya sosialisasi dalam perlunya menerapkan metode gramatika sebagai metode
yang efektif untuk meingkatkan kemampuan siswa memahami kosa kata pada pelajaran Bahasa Arab di MTsN
Tembilahan.
2. Bagi siswa, dengan adanya penelitian tindakan kelas ini dapat membantu permasalahan siswa dalam proses
pembelajaran. Dengan adanya tindakan baru dari guru dalam bentuk penerapan
metode gramatika terjemah, akan memungkinkan siswa meningkatkan kemampuan
memahami kosa kata Bahasa Arab terhadap materi pelajaran Bahasa Arab di MTsN Tembilahan.
3. Bagi guru, dengan adanya penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan pengalaman, masukan dan pengetahuan tentang penggunaan
metode gramtika terjemah agar bisa diterapkan dalam proses pembelajaran bahasa
arab sebagai metode yang efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami
kosa kata bahasa arab.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Metode Gramatika
Terjemah
Metode ini
sudah dikenal sejak abad 15 pada saat kebangkitan Eropa. Akan tetapi, metode
ini baru dikenal pada abad 19, ketika metode ini digunakan secara luas di
Eropa. Metode ini banyak digunakan untuk pengajaran Bahasa Arab, baik di Negeri
Arab maupun di negeri Islam lainnya termasuk Indonesia, sampai akhir abad
ke-19.[8]
Metode
gramatika disebut juga metode tata bahasa. Metode tata bahasa yaitu cara
menyajikan bahan pelajaran dengan jalan menghafal aturan-aturan atau
kaidah-kaidah tata bahasa arab yang mencakup nahwu sharaf. Metode ini
juga sering disebut dengan metode tradisional. Dan metode tata bahasa ini
sangat kuat berpegang pada disiplin mental dan pengembangan intelektual. Metode
gramatika ini pengetahuan terhadap kaidah-kaidah bahasa lebih penting dari pada
kemahiran untuk menggunakan tata bahasa itu.
Sedangkan
metode terjemah menitik beratkan kegiatan-kegiatannya berupa cara penerjemahan
bacaan. Biasanya metode ini diawali oleh penerjemahan bahasa asing ke dalam
bahasa pelajar, dan kemudian sebaliknya.[9]
Metode ini
merupakan gabungan antara metode gramatika dengan metode menerjemah (translation).
Metode ini dapat dibilang ideal daripasa salah satu metode gramatika atau
translation. Karena kelemahan dari salah satu atau keduanya dari metode
tersebut (gramatika dan terjemah) telah sama-sama saling menutupi dan
melengkapi (jadi kedua-duanya dilakukan bersama-sama, serentak) artinya materi
gramatika (tata bahasa) terlebih dahulu diajarkan dan kemudian pelajaran
menerjemah, pelaksanaannya sejalan.[10]
Metode ini
didorong untuk menghafal teks-teks klasik berbahasa asing dan terjemahannya
dalam bahasa pelajar, terutama teks-teks yang bernilai sastra tinggi, walaupun
dalam teks itu seringkali terdapat struktur kalimat yang rumit dan kosa kata
ungkapan yang sudah tidak terpakai.[11]
B. Langkah-langkah Pelaksanaan
Metode Gramatika
Terjemah
Langkah-langkah dalam menerapkan metode gramatika
terjelah dalam pembelajaran bahasa arab yaitu sebagai berikut:
a. Guru memulai pelajaran
dengan menjelaskan defenisi butir-butir tata bahasa kemudian memberikan
contoh-contohnya.
b. Guru menuntun siswa
menghafalkan kosa kata dan terjemahannya, atau meminta siswa mendemonstrasikan
hafalan kosa kata yang telah diajarkan sebelumnya.
c. Guru meminta siswa
membuka buku teks bacaan kemudian menuntun siswa memahami isi bacaan dengan
menterjemahkannya kata perkata atau kalimat perkalimat. Atau guru meminta siswa
membaca dalam hati dan menterjemahkannya, kemudian guru membetulkan terjemahan
yang salah dan dan menerangkan ke tata bahasaanya dan keindahan bahasannya.
Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan analisis tata bahasa.[12]
C. Keutamaan dan
Kekurangan Metode Gramatika Terjemah
Diantara
kelebihan metode amtsal ini adalah:
a. Tanpa disadari siswa/
peserta didik memperoleh pengetahuan dari keduanya (grammar dan translation)
dengan pengetahuan menjadi utuh.
b. Meskipun belum dengan
sendirinya siswa dapat aktif/lancar bercakap-cakap dalam berkomunikasi bahasa
asing, tapi siswa paling tidak dapat berbahasa pasif, artinya dapat membaca dan
menerjemahkan buku-buku bacaan, buletin, brosur, koran, majalah-majalah serta
buku-buku ilmiah lainnya yang berbahasa asing.
c. Kelas-kelas besar dapat
diajar.
d. Guru yang tidak fasih
bahasa Arab bisa dipakai.
e. Cocok bagi semua tingkat
linguistik para siswa (mubtadi’, mutawasith, mutaqaddim), para siswa
dapat memperoleh aspek-aspek bahasa yang signifikan dengan bantuan buku saja
tanpa pertolongan guru.[13]
Dan diantara
kelemahan dari metode gramatika terjemah ini adalah:
a. Pengajar hanya dapat
menyusun/ membimbing siswa terampil berbahasa pasif. Sedangkan pengertian utama
dari berbahasa ”adalah berbicara lisan atau bercakap-cakap/ berdialog.
b. Metode ini hanya
mengajarkan kemahiran membaca, sedang kemahiran menyimak, berbicara, menulis
diabaikan.
c. Secara linguistik
dibutuhkan guru yang terlatih.
d. Terjemahan harfiah
sering mengacaukan makna kalimat dalam konteks luas, sehingga hasil terjemahan
tidak lazim dengan bahasa ibu siswa.
e. Pelajar hanya
mempelajari bahasa tulis klasik, bahasa tulis modern dan bahasa percakapan
tidak diajarkan.
f. Karena otak siswa
dipenuhi oleh masalah tata bahasa, maka tidak ada lagi tempat untuk ekspresi
dan kreasi berbahasa.[14]
D. Pembelajaran Bahasa
Arab
Pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini akan mengakibatkan
siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.[15] Sebagaimana hal yang
disebutkan oleh Nababan bahwasannya arti pembelajaran adalah nominalisasi
proses untuk membelajarkan[16]. Seharusnya pembelajaran
bermakna “proses membuat atau menyebabkan orang lain belajar.
Adapun menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal
ini manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan
tenaga lainnya, materi meliputi; buku-buku, papan tulis dan lain-lainnya.
Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan audiovisual. prosedur
meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan
sebagainya.[17] Pembelajaran disebut
juga sebagai proses perilaku dengan arah positif untuk memecahkan masalah
personal, ekonomi, sosial dan politik yang ditemui oleh individu, kelompok dan komunitas.
Bahasa merupakan alat komunikasi dan pendukung dalam pergaulan manusia dalam
sehari-hari baik antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat,
maupun dengan bangsa tertentu.
Menurut
Syaikh Mustafa al-Gulayayniy:
اللغة
العربية هى الكلمات التى يعبربها العرب عن اغراضهم
Bahasa
Arab adalah kalimat yang dipergunakan bangsa Arab dalam mengutarakan
maksud/tujuan mereka.
Adapun
Ahmad al-Hasyimiy mengemukakan bahwa:
ومن
ذلك لغتناالعربية الاصوات محتوبة بعض علىالحروف الهجائية
Oleh
sebab itu bahasa Arab adalah suara-suara yang mengandung sebahagian huruf
hijayyah.
Adapun bahasa Arab merupakan bahasa yang istimewa di dunia ini seperti yang
kita ketahui, bahwasannya bahasa Arab tidak hanya merupakan bahasa peradaban,
melainkan juga sebagai bahasa persatuan umat Islam di dunia. Bahasa Arab adalah
selain merupakan bahasa Al-Qur’an (firman Allah atau kitab pedoman umat Islam)
yang memiliki uslub yang bermutu juga memiliki sastra yang sangat mengagungkan
manusia dan manusia tidak mampu untuk menandingi. Menurut Abdul Alim Ibrahim
(1978;48) bahwa bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga
merupakan bahasa Islam.[18] Bahasa-bahasa lain
termasuk bahasa Indonesia, tidak dapat diandalkan untuk memberikan kepastian
arti yang tersurat dan tersirat yang terkandung dalam Al-Qur’an (Ash
Shidiqi,1975;2007) karena Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, maka
kaidah-kaidah yang diperlukan dalam memahami Al-Qur’an bersendi atas
kaidah-kaidah bahasa Arab, memahami asas-asasnya, merupakan uslub-uslubnya dan
mengetahui rahasia-rahasianya (Ash Shidgi, 1972;284).
Jadi, pembelajaran bahasa arab yaitu proses interaksi di dalam kelas antara
guru dan siswa untuk mentransformasikan ilmu, proses perilaku dan sebagainya ke
arah positif agar bisa menguasai bahasa Arab.
E. Pentingnya Bahasa
Arab
Jalan yang
memberi kita jaminan keselamatan dan kenikmatan Islam adalah satu dan tidak
berbilang-bilang, yaitu mengilmui dan mengamalkan ajaran al-Kitab (Alquran – efhape) dan as-Sunnah sesuai
dengan yang diajarkan Rosululloh dan dipahami oleh para sahabatnya. Dalam
hadits riwayat Imam Muslim disebutkan, “Aku tinggalkan sesuatu bersama kalian,
jika kamu berpegang teguh padanya, kalian tidak akan tersesat selama-lamanya,
yaitu Kitabulloh dan Sunnahku”.
Dan Alloh
telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran karena bahasa Arab adalah
bahasa terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Alloh:
!$¯RÎ
çm»oYø9tRr& $ºRºuäöè% $wÎ/ttã
öNä3¯=yè©9 cqè=É)÷ès?
ÇËÈ
Artinya: “Sesungguhnya
Kami telah jadikan Al-Quran dalam bahasa Arab supaya kalian memikirkannya.”
[Yusuf: 2]
Oleh karena
itu tidak perlu diragukan lagi, memang sudah seharusnya bagi seorang muslim
mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Hal ini ditegaskan oleh firman
Alloh Subhanahu wa Ta’ala,
“Dan sesunggunhya Al-Quran ini benar-benar
diturunkan oleh Pencipta Semesta Alam, dia dibawa turun oleh A-Ruh Al-Amin
(jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara
orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.”
[Asy-Syu’aro: 192-195]
Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah berkata, “Sesungguhnya ketika Alloh menurunkan kitab-Nya dan
menjadikan Rosul-Nya sebagai penyampai risalah (al-Kitab) dan Al-Hikmah
(As-Sunnah) serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan
bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran
Islam kecuali dengan bahasa Arab. Oleh karena itu memahami bahasa Arab
merupakan bagian dari agama. Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab
mempermudah kaum muslimin memahami agama Alloh dan menegakkan syiar-syiar agama
ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan
Anshor dalam keseluruhan perkara mereka.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim: 162)
Beliau juga
berkata, “dan sesungguhnya bahasa Arab itu sendiri bagian dari
agama dan hukum
mempelajarnya adalah wajib, karena memahami Al-Kitab dan
As-Sunnah itu wajib dan keduanya tidaklah bisa dipahami kecuali dengan
mempelajari bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan kaidah di dalam ilmu ushul fiqh:
“Apa yang tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya maka ia hukumnya
juga wajib.”
Namun di sana
ada bagian dari bahasa Arab yang wajib ‘ain dan ada yang wajib kifayah. Dan ini
sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Syaibah, dari Umar
bin Yazid, beliau berkata,: Umar bin Khottob menulis kepada Abu Musa Al-Asy’ari
(yang isinya), “… Pelajarilah As-Sunnah, pelajarilah bahasa Arab, dan i’roblah
Al-Quran karena Al-Quran itu bahasa Arab.” Dan pada riwayat lain beliau (Umar
in Khothob) berkata, “Pelajarilah bahasa Arab sesungguhnya termasuk bagian dari
agama kalian, dan belajarlah ilmu faroid (ilmu waris) karena sesungguhnya ia
termasuk bagian dari agama kalian.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim: 207)
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa Arab adalah bahasa agama Islam
dan bahasa Al-Quran, tidak akan dapat memahami Al Kitab dan As Sunnah dengan
pemahaman yang benar dan selamat (dari penyelewengan) kecuali dengan bahasa
Arab. Menyepelekan dan menggampangkan bahasa Arab akan mengakibatkan lemah
dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan agama. Marilah
kita pelajarai bahasa Arab
F. Pengertian Pemahaman
Kosa Kata Bahasa Arab
Kata
pemahaman berasal dari kata "paham" yang mendapat awalan
"pe" dan akhiran "an". Dalam kamus bahasa Arab Al- Munawwir
berasal dari kata فَهِمَ – يَفْهَمُ - فَهْمًا artinya mengerti/memahami. Sedangkan dalam
kamus besar bahasa Indonesia pemahaman berasal dari kata yang mengandung arti
sebagai pengertian, pengetahuan, pendapat, mengerti benar, tahu benar, pandai,
sependapat, dan mengerti benar dalam suatu hal.
Menurut Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia Pemahaman adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita
mengerti dengan benar.[19] Suharsimi menyatakan bahwa pemahaman (comprehension)
adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates),
menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh,
menuliskan kembali, dan memperkirakan.[20] Dengan pemahaman, siswa diminta untuk
membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta
atau konsep.
Dari pendapat
di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman terhadap kosa kata bahasa
arab adalah suatu proses menginterpretasi, mengerti dan mengungkapkan kembali
sesuatu yang pernah dipelajarinya. Sesuatu itu adalah materi atau bahan pelajaran
yang harus dipahami dan dimengerti, hal ini tidak terlepas dari maksud untuk
memahami suatu bacaan, jadi dari suatu bacaan hal yang paling mendasar adalah
memahami kosa kata. Dengan harapan jika seseorang memahami materi yang pernah
dipelajari, maka akan mengaplikasikan apa yang dipahaminya.
G. Indikator Pemahaman
Kosa Kata Bahasa Arab
Menurut Nana
Sudjana bahwa tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe
hasil belajar pengetahuan hapalan. Dengan demikian pemahaman memerlukan kemampuan
menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Jadi tanpa pengetahuan terlebih
dahulu terhadap bahan atau materi, pemahaman tidak akan diperoleh.
Nana Sudjana
mengemukakan bahwa pemahaman dibedakan kedalam tiga kategori, yaitu:
a) Tingkat terendah pemahaman
yaitu terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya. Kemampuan
menerjemahkan adalah kemampuan santri menyalin dari suatu bahasa kebahasa lain,
yakni dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Nana Sudjana, terjemahan yaitu kesanggupan memahami makna yang terkandung
didalamnya, yakni santri dapat menjelaskan makna atau kata atau kalimat yang
telah dibahas.
b) Pemahaman kedua yaitu
pemahaman penafsiran yang menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan bagian
yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik
dengan kejadian dan membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
c) Pemahaman tingkat ketiga
atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ektrapolasi. Dengan ektrapolasi
diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat memperluas
presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun masalahnya.
Muhibbin Syah mengatakan bahwa indikator
pemahaman adalah dapat menjelaskan dan dapat mendefinisikan dengan lisan
sendiri.
Tetapi di dalam penelitian tindakan kelas ini
penulis merasa perlu untuk mengkaji tentang kemampuan memahami kosa kata bahasa
arab, artinya hanya dalam cakupan menterjemahkan, untuk itu perlu menambahkan
bacaan sebagai indikator pemahaman terhadap kosa kata bahasa arab, karena
seseorang sebelum mengerti maknanya terlebih dahulu ia harus mengetahui dan
memahami bacaannya. Jadi indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bacaan dan terjemahan. Adapun penjelasan dari indikator-indikator tersebut
adalah :
a) Bacaan; yakni sejauhmana
ssiwa mampu mengenal dan membaca suatu materi atau bahan bacaan bahasa arab.
b) Terjemahan; yakni sejauh
mana siswa dapat menyalin suatu bahan atau materi bahasa arab ke dalam bahasa
lain atau ke dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti.[21]
H. Madrasah Tsanawiyah
Negeri (MTsN) Tembilahan
Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan
mengajar serta menerima dan memberi pelajaran. Madrasah merupakan isim makan dari darasa yang berarti tempat untuk belajar.[22]
Madrasah Tsanawiyah Negeri
Tembilahan adalah sebuah Madrasah yang berada
dibawah naungan pemerintah. Beralamat di Jalan Batang Tuaka Kecamatan Tembilahan Kota Kabupaten Indragiri Hilir.
Dari uraian di atas, penulis menegaskan bahwa maksud
judul “Penerapan Metode Gramatika Terjemah untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa
Memahami Kosa Kata Bahasa Arab Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Mtsn Tembilahan” adalah usaha
untuk meneliti tentang penerapan
metode pembelajaran yang dilakasanakan oleh guru Bidang Studi Bahasa Arab di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Tembilahan Jalan Batang Tuaka Kecamatan Tembilahan Kota Kabupaten Indragiri Hilir.
I. Hipotesis
Berdasarkan pengamatan dan alasan-alasan di atas, maka hipotesis yang
diajukan oleh penulis adalah:
Penerapan Metode Gramatika Terjemah dapat Meningkatkan Kemampuan
Siswa Memahami Kosa Kata Bahasa Arab Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Mtsn
Tembilahan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tembilahan Jalan Batang Tuaka Kecamatan Tembilahan Kota Kabupaten Indragiri Hilir.
Di lembaga ini terdapat 3 jenjang kelas, yaitu
kelas VII, VIII, dan IX dengan jumlah siswa 1200. Dengan rincian kelas:
Kelas
|
Jumlah Murid
|
Jumlah
|
|
L
|
P
|
||
VII
|
180
|
250
|
430
|
VIII
|
170
|
230
|
400
|
IX
|
150
|
220
|
370
|
Jumlah
|
500
|
700
|
1200
|
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah siswa
kelas VII yang berjumlah 430 siswa, yang penulis lebih persempit yaitu kelas VII-7
dengan jumlah siswa 36 orang. Penulis memilih kelas VII-7 ini sebab, kelas IX
merupakan jenjang kelas awal, oleh sebab itu penulis memilih kelas VII-7 ini
agar bisa lebih memberikan pemahaman kosa kata bahasa arab kepada siswa dengan
menggunakan metode gramatika terjemah. Selain itu, dalam pembelajaran Bahasa
Arab, diantara seluruh kelas VII yang berjumlah 7 kelas tersebut yaitu dari VII-1
sampai IX-7, kelas ini memiliki rata-rata nilai yang lebih rendah yang berarti
tingkat pemahaman siswa masih kurang terhadap kosa kata bahasa arab.
Sedangkan yang menjadi objek
dalam penelitian ini adalah metode gramatika terjemah dan kemampuan siswa
memahami kosa kata bahasa arab yang masih kurang dengan bukti bahwa nilai
rata-rata siswa dibawah standar nilai yang telah ditetapkan serta tidak bisa
membaca buku-buku yang berbahasa arab apalagi untuk menterjemahkannya.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dilakukan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah:
1.
Silabus
Peneliti melakukan tindakan terhadap pelajaran Bahasa Arab dengan materi Memahami berbagai ragam teks tulis dalam bentuk gagasan atau dialog sederhana,
baik fiksi dan atau non fiksi melalui kegiatan membaca, menganalisis dan menemukan tentang أسرتي.
2.
RPP
Peneliti melakukan tindakan dengan mengambil pedoman silabus terhadap
materi Bahasa Arab dengan sub pokok bahasan memahami teks tentang keluarga, pada
materi membaca, mencari tata bahasa dan menemukan kosa kata kemudian
menterjemahkan.
3.
LKS
LKS (Lembar Kerja
Siswa) yang berisi tentang materi memahami teks bacaan tentang keluarga.
D. Teknik Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan data yang
penulis gunakan yaitu:
1.
Observasi
Obeservasi atau pengamatan dapat diartikan sabagai
kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca
indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya.[23] Dalam penelitian tindakan kelas
ini, observasi dilakukan oleh ibu Amiratussaleha, S.Ag. dan yang diamati adalah
peneliti sendiri yang melaksanakan metode gramatika terjemah pada mata
pelajaran Bahasa Arab di kelas VII-7 MTsN Tembilahan.
2.
Tes
Tes adalah
suatu pertanyaan atau tugas yang terencana untuk memperoleh informasi tentang
objek atau sasaran tes yang setiap butir pertanyaannya atau tugas tersebut
mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.[24]
Dalam
penelitian ini, tes dilakukan untuk melihat pemahaman siswa terhadap kosa kata
Bahasa Arab yang telah diajarkan di kelas VII-7 MTsN
Tembilahan setelah diterapkan metode gramatika terjemah dalam proses
pembelajarannya.
E. Indikator Kinerja
Dalam penelitian tindakan kelas
ini, Adapun indikator penerapan metode gramatika terjemah adalah sebagai
berikut:
1. Guru memulai pelajaran
dengan menjelaskan defenisi butir-butir tata bahasa kemudian memberikan
contoh-contohnya.
2. Guru menuntun siswa
menghafalkan kosa kata dan terjemahannya, atau meminta siswa mendemonstrasikan
hafalan kosa kata yang telah diajarkan sebelumnya.
3. Guru meminta siswa
membuka buku teks bacaan kemudian menuntun siswa memahami isi bacaan dengan
menterjemahkannya kata perkata atau kalimat perkalimat. Atau guru meminta siswa
membaca dalam hati dan menterjemahkannya, kemudian guru membetulkan terjemahan
yang salah dan dan menerangkan ke tata bahasaanya dan keindahan bahasannya.
Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan analisis tata bahasa.[25]
Adapun peneliti menetapkan indikator
pemahaman siswa terhadap kosa kata yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bacaan dan terjemahan. Adapun penjelasan
dari indikator-indikator tersebut adalah :
1. Bacaan; yakni sejauhmana
ssiwa mampu mengenal dan membaca suatu materi atau bahan bacaan bahasa arab.
2. Terjemahan; yakni sejauh
mana siswa dapat menyalin suatu bahan atau materi bahasa arab ke dalam bahasa
lain atau ke dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti.
Adapun peneliti menetapkan indikator hasil belajar
dengan:
Ha :
|
Kemampuan siswa
memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Arab lebih baik setelah diterapkan metode gramatika terjemah.
|
Ho :
|
Tidak terdapat
perbedaan kemampuan siswa memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Arab
setelah diterapkan metode gramatika terjemah.
|
BAB IV
PENYAJIAN
DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian
tindakan kelas yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan metode gramatika
terjemah sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap kosakata.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yaitu setiap hari selasa jam
pelajaran ke III dan IV selama 2 siklus dan masing-masing siklus 4 kali
pertemuan.
A. Penyajian Hasil
Penelitian
Penerapan metode gramatika terjemah diterapkan selama 2 siklus,
yaitu sebagai berikut:
Siklus I
1. Perencanaan
Sebelum melakukan tindakan dalam penelitian
ini, penulis menyusun rencana-rencana sebelum melakukan tindakan, dengan
perencanaan sebagai berikut:
·
Mengidentifikasi masalah, bahwa penulis sudah melakukan
identifikasi masalah terhadap penelitian tindakan kelas ini.
·
Melampirkan silabus. Dalam hal ini mengenai materi Membaca nyaring,
me-lafalkan huruf hija-iyyah, kata, frase, kali-mat seder-hana dengan ucap-an,
tekanan dan intonasi yang bertema tentang أسرتي dengan menerapkan kalimat berstruktur mubtada dan khobar
(berupa kata kerja / fiil mudhari mufrad).
·
Membuat RPP. Dalam hal ini rpp mengenai teks bacaan tentang
keluarga, kalimat-kalimat
sederhana berstruktur: mubtada' dan khobar (fiil mudhari mufrad) dan maf'ul bih, membaca mufradat yang tepat dan
benar dalam berbagai kalimat (dan dibiasakan tanpa harakat lengkap).
·
Membuat LKS.
2. Pelaksanaan
Setelah perencanaan disusun oleh penulis,
maka penulis telah melaksanakan metode gramatika terjemah yang telah
dilaksanakan pada pertemuan ke-1 sampai ke-4 pada bulan Juli minggu ke-1.
Dalam hal pelaksanaan ini, penulis
melaksanakan dua siklus dengan masing-masing siklus 4 kali pertemuan. Pada
siklus I ini, peneliti melaksanakan tindakan yaitu:
Pertemuan pertama, 2 Juli 2012 melaksanakan
metode gramatika terjemah dengan materi memahami teks bacaan tentang
keluarga.
Pertemuan kedua, 9 Juli 2012 melaksanakan
metode gramatika terjemah dengan materi memahami kalimat-kalimat
sederhana berstruktur: mubtada' dan khobar (fiil mudhari mufrad) dan maf'ul bih.
Pertemuan ketiga, 16 Juli 2012 melaksanakan
metode gramatika terjemah dengan materi membaca mufradat yang tepat dan
benar dalam berbagai kalimat (dan dibiasakan tanpa harakat lengkap) kemudian menterjemahkan
teks bacaan.
Pertemuan keempat, 23 Juli 2012 melaksanakan tes dari
hasil penerapan metode gramatika terjemah untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa terhadap kosa kata setelah materi di ajarkan.
3. Pengamatan
Saya sebagai peneliti dan sekaligus sebagai
guru di MTsN Tembilahan telah melaksanakan tindakan penerapan metode gramatika
terjemah, serta diamati oleh guru lain MTsN Tembilahan Ibu Amiratussaleha S.Ag.
berdasarkan lembar observasi yang telah ditetapkan.
Hasil observasi dari penerapan metode metode gramatika
terjemah pada siklus pertama, yaitu sebagai berikut:
No.
|
Aktivitas
|
Penerapan
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1.
|
Guru memulai
pelajaran dengan menjelaskan defenisi butir-butir tata bahasa kemudian
memberikan contoh-contohnya
|
2
|
1
|
2.
|
Guru
menuntun siswa menghafalkan kosa kata dan terjemahannya, atau meminta siswa
mendemonstrasikan hafalan kosa kata yang telah diajarkan sebelumnya
|
1
|
2
|
3.
|
Guru meminta
siswa membuka buku teks bacaan kemudian menuntun siswa memahami isi bacaan
dengan menterjemahkannya kata perkata atau kalimat perkalimat. Atau guru
meminta siswa membaca dalam hati dan menterjemahkannya, kemudian guru
membetulkan terjemahan yang salah dan dan menerangkan ke tata bahasaanya dan
keindahan bahasannya. Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan
analisis tata bahasa
|
1
|
2
|
JUMLAH
|
4
|
5
|
Hasil tes dari siklus I selama 3 pertemuan
dari penerapan metode gramatika terjemah, yaitu:
4. Refleksi
Apabila pelaksanaan yang telah peneliti
laksanakan yaitu penerapan metode gramatika terjemah pada mata pelajaran Bahasa
Arab, bersama dengan observer yaitu Ibu Amiratussaleha S.Ag. telah mengadakan
diskusi tentang apa kekurangan dan permasalahan terhadap tindakan yang telah
peneliti lakukan. Apakah target penerapan metode gramatika terjemah telah
dilaksanakan sesuai dengan lembar observasi, dan apakah pemahaman siswa
terhadap kosa kata meningkat setelah diterapkan metode gramatika terjemah.
Dikarenakan target yang diinginkan belum
tercapai, maka peneliti melaksanakan siklus ke dua.
Siklus II
1. Perencanaan
Setelah melakukan tindakan pada siklus I
dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti masih belum bisa mendapatkan
hasil yang diinginkan, maka peneliti kembali menyusun rencana-rencana sebelum
melakukan tindakan, dengan perencanaan sebagai berikut:
·
Mengidentifikasi masalah, bahwa penulis sudah melakukan
identifikasi masalah terhadap siklus I (pertama) dari penelitian tindakan kelas
ini.
·
Melampirkan silabus. Dalam hal ini mengenai materi Menulis
paragraph sederhana tentang أسرتي dengan menerapkan kalimat berstruktur
mubtada dan khobar (berupa kata kerja / fiil mudhari mufrad).
·
Membuat RPP. Dalam hal ini rpp mengenai teks bacaan tentang
keluarga, Mengidentifikasi perubahan-perubahan fiil-fiil mudhari yang mufrad,
Menemukan kata-kata kerja yang paling populer dalam kehidupan sehari-hari.
·
Membuat LKS.
2. Pelaksanaan
Setelah perencanaan disusun oleh penulis,
maka penulis telah melaksanakan metode gramatika terjemah yang telah dilaksanakan
pada pertemuan ke-9 sampai ke-13 pada bulan Agustus minggu ke-1.
Dalam hal pelaksanaan siklus kedua ini,
penulis melaksanakan masing-masing siklus 4 kali pertemuan.
Pertemuan pertama, 6 Agustus 2012
melaksanakan metode gramatika terjemah dengan materi membaca teks bacaan
tentang keluarga.
Pertemuan kedua, 13 Agustus 2012 melaksanakan
metode gramatika terjemah dengan materi mengidentifikasi perubahan-perubahan
fiil-fiil mudhari yang mufrad.
Pertemuan ketiga, 20 Agustus 2012
melaksanakan metode gramatika terjemah dengan materi menemukan kata-kata kerja
yang paling populer dalam kehidupan sehari-hari kemudian menterjemahkan teks
bacaan.
Pertemuan keempat, 27 Agustus 2012
melaksanakan tes dari hasil penerapan metode gramatika terjemah untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kosa kata setelah materi di ajarkan.
3. Pengamatan
Saya sebagai peneliti
dan sekaligus sebagai guru di MTsN Tembilahan apabila akan melaksanakan
tindakan penerapan metode gramatika terjemah, serta diamati oleh guru lain MTsN
Tembilahan Ibu Amiratussaleha S.Ag. berdasarkan lembar observasi yang telah
ditetapkan.
Hasil observasi dari penerapan metode metode gramatika
terjemah pada siklus kedua, yaitu sebagai berikut:
No.
|
Aktivitas
|
Penerapan
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1.
|
Guru memulai
pelajaran dengan menjelaskan defenisi butir-butir tata bahasa kemudian
memberikan contoh-contohnya
|
3
|
0
|
2.
|
Guru
menuntun siswa menghafalkan kosa kata dan terjemahannya, atau meminta siswa
mendemonstrasikan hafalan kosa kata yang telah diajarkan sebelumnya
|
2
|
1
|
3.
|
Guru meminta
siswa membuka buku teks bacaan kemudian menuntun siswa memahami isi bacaan
dengan menterjemahkannya kata perkata atau kalimat perkalimat. Atau guru
meminta siswa membaca dalam hati dan menterjemahkannya, kemudian guru
membetulkan terjemahan yang salah dan dan menerangkan ke tata bahasaanya dan
keindahan bahasannya. Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan
analisis tata bahasa
|
3
|
0
|
JUMLAH
|
8
|
1
|
Hasil tes dari siklus II selama 3 pertemuan
dari penerapan metode gramatika terjemah, yaitu:
4. Refleksi
Apabila pelaksanaan yang telah peneliti
laksanakan yaitu penerapan metode gramatika terjemah pada mata pelajaran Bahasa
Arab, bersama dengan observer yaitu Ibu Amiratussaleha S.Ag. telah mengadakan
diskusi tentang apa kekurangan dan permasalahan terhadap tindakan yang telah
peneliti lakukan. Apakah target penerapan metode gramatika terjemah telah
dilaksanakan sesuai dengan lembar observasi, dan apakah pemahaman siswa
terhadap kosa kata meningkat setelah diterapkan metode amtsal.
Disebabkan telah dilaksanakannya dua siklus,
maka penerapan metode gramatika terjemah ini untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap kosa kata telah mendapatkan hasil yang diingkan melalui hasil tes yang
telah dilakukan.
B. Pembahasan Hasil
Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan dalam dua siklus ini, berikut pembahasan
hasil observasi terhadap penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
Dalam hal ini, pembahasan penelitian tindakan kelas terbagi dua, yaitu
pembahasan terhadap penerapan metode gramatika terjemah yang telah diterapkan
guru dan kemampuan siswa memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Arab kelas
VII-7 MTsN Tembilahan.
1. Siklus I
Data yang
telah dipresentasikan di atas direlevansikan dengan kategori berikut sesuai
dengan tulisan Ridwan berikut ini:
Interval
|
Kategori
|
81 – 100
61 – 80
41 – 60
21 – 40
0 – 20
|
Sangat baik
Baik
Kurang baik
Tidak baik
Sangat tidak baik[26]
|
Hasil
observasi dari penerapan metode metode gramatika terjemah pada siklus pertama,
yaitu sebagai berikut:
No.
|
Aktivitas
|
Penerapan
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1.
|
Guru memulai
pelajaran dengan menjelaskan defenisi butir-butir tata bahasa kemudian
memberikan contoh-contohnya
|
1
|
2
|
2.
|
Guru
menuntun siswa menghafalkan kosa kata dan terjemahannya, atau meminta siswa
mendemonstrasikan hafalan kosa kata yang telah diajarkan sebelumnya
|
1
|
2
|
3.
|
Guru meminta
siswa membuka buku teks bacaan kemudian menuntun siswa memahami isi bacaan
dengan menterjemahkannya kata perkata atau kalimat perkalimat. Atau guru
meminta siswa membaca dalam hati dan menterjemahkannya, kemudian guru
membetulkan terjemahan yang salah dan dan menerangkan ke tata bahasaanya dan
keindahan bahasannya. Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan
analisis tata bahasa
|
0
|
3
|
JUMLAH
|
2
|
7
|
Ya = 2 x 3 = 6
Tidak = 7 x 0 = 0 +
F = 6
N = Jlh item x Skor Max x Jlh
Responden x Jlh Obervasi
= 3 x
3 x 1 x 3
=
27
Jadi, sesuai dengan interval di
atas, maka dalam siklus I ini, hasil penerapan metode gramatika terjemah dalam
kategori tidak baik.
Hasil tes dari siklus I selama 3 pertemuan
dari penerapan metode gramatika terjemah, yaitu:
Diketahui: Mo = 68
Ha :
|
Kemampuan siswa
memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Arab lebih baik setelah diterapkan metode gramatika terjemah.
|
Ho :
|
Tidak terdapat
perbedaan kemampuan siswa memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Arab
setelah diterapkan metode gramatika terjemah.
|
Jika, t hitung < t tabel = Ho Diterima atau Ha Ditolak
Jika, t hitung > t tabel
= Ho Ditolak atau Ha Diterima
Jadi, 1,35 < 1,860 = Ho Diterima dan Ha Ditolak
Jadi, pada siklus I tidak terdapat
perbedaan kemampuan siswa memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Aarab
setelah diterapkan metode gramatika terjemah.
2. Siklus II
Data yang
telah dipresentasikan di atas direlevansikan berikut ini:
Hasil
observasi dari penerapan metode metode gramatika terjemah pada siklus kedua,
yaitu sebagai berikut:
No.
|
Aktivitas
|
Penerapan
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1.
|
Guru memulai
pelajaran dengan menjelaskan defenisi butir-butir tata bahasa kemudian
memberikan contoh-contohnya
|
3
|
0
|
2.
|
Guru
menuntun siswa menghafalkan kosa kata dan terjemahannya, atau meminta siswa mendemonstrasikan
hafalan kosa kata yang telah diajarkan sebelumnya
|
2
|
1
|
3.
|
Guru meminta
siswa membuka buku teks bacaan kemudian menuntun siswa memahami isi bacaan
dengan menterjemahkannya kata perkata atau kalimat perkalimat. Atau guru
meminta siswa membaca dalam hati dan menterjemahkannya, kemudian guru
membetulkan terjemahan yang salah dan dan menerangkan ke tata bahasaanya dan
keindahan bahasannya. Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan
analisis tata bahasa
|
3
|
0
|
JUMLAH
|
8
|
1
|
Ya = 8 x 3 = 24
Tidak = 1 x 0 = 0 +
F = 24
N = Jlh item x Skor Max x Jlh
Responden x Jlh Obervasi
= 3 x
3 x 1 x 3
=
27
Jadi, sesuai dengan interval di
atas, maka dalam siklus I ini, hasil penerapan metode gramatika terjemah dalam
kategori sangat baik.
Hasil tes dari
siklus II selama 3 pertemuan dari penerapan metode gramatika terjemah, yaitu:
Diketahui: Mo = 68
Ha :
|
Kemampuan siswa
memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Arab lebih baik setelah diterapkan metode gramatika terjemah.
|
Ho :
|
Tidak terdapat
perbedaan kemampuan siswa memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Arab
setelah diterapkan metode gramatika terjemah.
|
Jika, t hitung < t tabel = Ho Diterima atau Ha Ditolak
Jika, t hitung > t tabel
= Ho Ditolak atau Ha Diterima
Jadi, 8,108 > 1,860 = Ho Diterima dan Ha Ditolak
Jadi, pada siklus II Kemampuan siswa
memahami kosakata pada mata pelajaran Bahasa Arab lebih baik setelah diterapkan
metode gramatika terjemah.
DAFTAR PUSTAKA
Syam, Yunus Hasyim. 2005. Mendidik
Anak ala Muhammad. Yogyakarta: Penerbit Sketsa.
Asnawir
dan Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Anwar, Qamari. 2003. Pendidikan
Sebagai Karakter Budaya Bangsa. Jakarta: UHAMKA Press.
Poerwadarminta, W.J.S. 1999. Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Mujib, Abdul dan Mudzakkir, Jusuf.
2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Effendy, Ahmad Fuad. 2004. Metodologi
Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Izzan, Ahmad. 2004. Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.
Izzan, Ahmad. 2009. Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.
Baharuddin, Uril Abduul Hamid dan
Mustofa, Bisri. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi,
Materi dan Media. Malang: UIN-Malang.
Muhaimin,
dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: CV. Citra Media.
Parera, Jos
D. 1997. Lingustik Edukasional. Jakarta: Erlangga.
Hamalik, Oemar.
1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsad, Azhar.
2003. Bahasa Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Chaniago, Amran YS. 2002. Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Yamifa,http://ponpesyamifa.blogspot.com/2011/06/santri-dan-kitab-talim_19.html. minggu 22 april 2012, jam 15:20 wib.
Mujib, Abdul dan Mudzakkir, Jusuf.
2006. Ilmu Pendidikan Islam Telaah
Atas Kerangka Konseptual Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.
Zaini, Hisyam, dkk. 2002. Desain
Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Jogjakarta: CTSD.
LEMBAR
OBSERVASI
PELAKSANAAN
METODE GRAMATIKA TERJEMAH
Hari/Tanggal : Senin, 2 Juli 2012
Pertemuan :
5
Siklus :
I
No.
|
Aktivitas
|
Penerapan
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1.
|
Guru memulai
pelajaran dengan menjelaskan defenisi butir-butir tata bahasa kemudian
memberikan contoh-contohnya
|
ü
|
-
|
2.
|
Guru
menuntun siswa menghafalkan kosa kata dan terjemahannya, atau meminta siswa
mendemonstrasikan hafalan kosa kata yang telah diajarkan sebelumnya
|
-
|
ü
|
3.
|
Guru meminta
siswa membuka buku teks bacaan kemudian menuntun siswa memahami isi bacaan
dengan menterjemahkannya kata perkata atau kalimat perkalimat. Atau guru
meminta siswa membaca dalam hati dan menterjemahkannya, kemudian guru
membetulkan terjemahan yang salah dan dan menerangkan ke tata bahasaanya dan
keindahan bahasannya. Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan
analisis tata bahasa
|
-
|
ü
|
JUMLAH
|
1
|
2
|
Tembilahan, 2 Juli 2012
Observer
AMIRATUSSALEHA S.Ag.
|
HASIL BELAJAR SISWA
MATA
PELAJARAN BAHASA ARAB
Hari/Tanggal : Senin, 23 Juli 2012
Pertemuan :
8
Siklus :
I
Tembilahan, 23 Juli 2012
Observer
AMIRATUSSALEHA S.Ag.
|
LEMBAR
OBSERVASI
PELAKSANAAN
METODE GRAMATIKA TERJEMAH
Hari/Tanggal : Senin, 6 Agustus 2012
Pertemuan :
9
Siklus :
II
No.
|
Aktivitas
|
Penerapan
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1.
|
Guru memulai
pelajaran dengan menjelaskan defenisi butir-butir tata bahasa kemudian
memberikan contoh-contohnya
|
ü
|
-
|
2.
|
Guru
menuntun siswa menghafalkan kosa kata dan terjemahannya, atau meminta siswa mendemonstrasikan
hafalan kosa kata yang telah diajarkan sebelumnya
|
ü
|
-
|
3.
|
Guru meminta
siswa membuka buku teks bacaan kemudian menuntun siswa memahami isi bacaan
dengan menterjemahkannya kata perkata atau kalimat perkalimat. Atau guru
meminta siswa membaca dalam hati dan menterjemahkannya, kemudian guru
membetulkan terjemahan yang salah dan dan menerangkan ke tata bahasaanya dan
keindahan bahasannya. Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan
analisis tata bahasa
|
ü
|
-
|
JUMLAH
|
3
|
0
|
Tembilahan, 6 Agustus 2012
Observer
AMIRATUSSALEHA S.Ag.
|
HASIL BELAJAR SISWA
MATA
PELAJARAN BAHASA ARAB
Hari/Tanggal : Senin, 27 Agustus 2012
Pertemuan :
12
Siklus :
II
Tembilahan, 27 Agustus 2012
Observer
AMIRATUSSALEHA S.Ag.
|
[1]Yunus Hasyim Syam, Mendidik
Anak ala Muhammad, (Yogyakarta: Penerbit Sketsa, 2005), hlm. x.
[2]Asnawir dan
Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
hlm. 1.
[4]W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hlm. 649.
[5]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu
Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm. 165.
[6]Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran
Bahasa Arab. (Malang: Misykat, 2004), hlm. 31.
[7]Ibid
[9]Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran
Bahasa Arab, (Bandung: Humaniora, 2004), hlm. 89-90.
[10]Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran
Bahasa Arab, (Bandung: Humaniora, 2009), hlm. 100.
[11]Ibid
[12]Ahmad Fuad Effendy, Op.Cit. hlm. 32.
[13]Uril Abduul Hamid Baharuddin dan Bisri
Mustofa, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi dan
Media. (Malang: UIN-Malang, 2008), hlm. 20.
[14]Ahmad Fuad Effendy, Op.Cit. hlm. 33.
[18]Azhar Arsad, Bahasa
Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003), hlm. 7.
[19]Amran YS Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2002),hlm. 427–428.
[20]Suharsimi Arikunto, Dasar – Dasar Evaluasi
Pendidikan (edisi revisi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 118–137.
[21]Yamifa,http://ponpesyamifa.blogspot.com/2011/06/santri-dan-kitab-talim_19.html.
minggu 22 april 2012, jam 15:20
wib.
[22]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu
Pendidikan Islam Telaah
Atas Kerangka Konseptual Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 141.
[23]Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), hal.
115.
[24]Drs. Hisyam Zaini, M.A. dkk. Desain
Pembelajaran di Perguruan Tinggi, (Jogjakarta: CTSD, 2002), hlm. 156-157.
[25]Ahmad Fuad Effendy, Op.Cit. hlm. 32.
[26]Riduwan, Belajar Mudah Peneltian untuk Guru Karyawan
dan Penelitian Pemula, (Bandung:
Alfabeta, 2005),hlm. 89.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar